Petikan kisah-kisah motivasi

Dalam tahun 1986,saya sendiri secara kebetulan menemui satu cerita yang menarik....kisah pendatang dari indonesia yang bernama diyono santoso.beliau adalah seorang pelanggan bank di mana saya bertugas.diyono bercerita sambil berseloroh,
"orang lain datang ke malaysia sebagai turis,datangnya naik pesawat...turunnya kaki dulu pak...!"
"tapi saya sebagai pendatang haram,datangnya naik perahu...turunnya kepala dulu pak...!"
" kenapa?" tanya saya
"kerana saya terjun ke laut pak! "
" bapak tahu? perahu yang membawa pendatang enggak pernah rapat ke daratan.selalunya sampainya waktu subuh,juragannya melihat-lihat dari jauh.sekira-kira sudah kelihatan pohon kelapa kami di dorong ke laut pak!....aduh....berenang pak sampai di daratan kedinginan ! pasrah saja pak....siapa saja yang datang mengambil saya,akan saya ikut."

dengar nada pilu diyono meneruskan cerita.

"mulanya saya bekerja sebagai kuli di ladang kelapa sawit di perak,pak! sesudah satu tahun bekerja...gajinya masih tak di bayar,akhirnya saya boyongan ke kuala lumpur dengan beberapa orang teman."
serita diyono lagi
"selepas tertipu oleh kotraktor ladang kelapa sawit...saya hampir putus asa pak! tapi mengingatkan ibu saya di desa yang telah menjual sawahnya untuk mengongkosi saya ke malaysia,saya jadi penasaran.tapi penasaran saya positif pak! saya bersumpah enggak akan pulang ke jawa kecuali saya sudah bisa membeli sawah baru dan rumah baru untuk ibu saya."
bicaranya makin lantang dan bersemangat,sinar matanya jernih dan tajam,
"hampir sebulan saya mundar mandir di kuala lumpur,pak! mahu bekerja takut tertipu lagi.pokoknya,saya enggak mahu buru-buru,mahu rileks dulu kata orang malaysia,sebelum memutuskan untuk bikin apa seterusnya."
dengan nada bersemangat beliau kemudiannya menyambung cerita,
"waktu mundar mandir di kuala lumpur itu,saya perhatikan tiga perkara pak!"

pertama

"setiap orang yang bergerak di klini ada wang di sakunya.cuma bedanya ada yang bawa sedikit dan ada yang bawa banyak.pokoknya setiap orang bawa wang."

kedua

"barang yang harganya rm1.00 kalau di kl ini sudah tidak ditawar orang lagi pak.pokoknya,asal sesuatu barang itu berharga rm1.00 sudah dikira sangat murah-setiap orang termasuk anak kecil bisa membelinya."

ketiga

bawa apa pun ke kl pokoknya bisa menerangkan kegunaannya,akan ada yang membeli.betul enggak pak!?"

diyono berhujah dengan penuh yakin

"nah...dari pemerhatian saya itu,sesiapa pun yang bisa memproduksi barang,dijual dengan harga 50 sen atau rm1.00 akan laris dan dapathasil yang lumayan pak!."

saya hanya mengangguk-angguk dan semakin berminat mendengar ceritanya.
"jadi saya bikin air soyadan cendol merah saja pak..kerana saya taunya cuma bikin dua barang itu."

ooohh!...di mana kamu berniaga? saya ingin tahu.
"mula-mula saya menumpang berniaga waktu soredi sebuah warung di kampung baru pak.jualan hari pertama enggak habis,tapi dapatnya kok rm100,saya semakin yakin lantas warung jualan air saya tambah dari satu jadi dua,dua jadi tiga. dalam dua tahun saya sudah punya 7 warung pak! kesemuanya di tunggu orang gajian saya,"
diyono menerangkan secara terperinci,riak mukanya pehun kebanggaan.
"bapak sendiri bisa menghitung berapa wang yang saya dapat setiap bulan.katakan satu hari setiap warung saya mendapat rm100 bersih sehari,kalau tujuh berapa pak?kan rm700! sebulan rm21000, pak! lumayan enggak! pak?."
diyono bercerita dengan bersemangat bercampur berbangga.
"percaya enggak pak..berjualan air di pinggir jalan raya saja di malaysia bisa pakai bmw!"

0 comments:

Post a Comment